Resensi Novel Winter in Tokyo

Judul                              : Winter in Tokyo
Nama Pengarang                 : Ilana Tan
Penerbit                                : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit                       : 2008
Tebal Buku                          : 320 halaman
Ukuran dan Jenis Kertas  : 13,5 x 19,6 cm, HVS 70 gr
Harga Buku                         : Rp. 40.000,00

Sinopsis :
Winter in Tokyo adalah salah satu dari empat novel berseri yang ditulis oleh Ilana Tan. Seperti novel-novelnya yang lain yaitu, Summer in Seoul, Autumn in Paris dan Spring in London, novel ini juga menggunakan nama-nama musim sebagai judul, yaitu Winter in Tokyo atau jika diartikan kedalam bahasa Indonesia menjadi "Musim Dingin di Tokyo".
Winter in Tokyo bercerita tentang kisah cinta seorang gadis peranakan Indonesia - Jepang bernama Ishida Keiko. Keiko yang berumur 25 tahun bekerja di perpustakaan umum di Shinjuku dan tinggal di salah satu apartemen sederhana di pusat kota Tokyo. Ia terobsesi dengan cinta pertamanya, Kitano Akira yang telah membantunya mencarikan kalung pemberian neneknya yang hilang sewaktu kecil. Keiko berharap suatu hari nanti ia akan bertemu dengan Akira.
Suatu hari, apartemen Keiko yang juga dihuni suami istri Osawa, Keiko, dan kakak beradik Sato Haruka dan Sato Tomoyuki, kedatangan penghuni baru, seorang pria bernama Nishimura Kazuto yang menempati apartemen nomor 201 yang berada disebelah apartemen Keiko. Kazuto yang merupakan pria keturunan Jepang kembali ke Tokyo setelah 10 tahun menetap di New York, Amerika Serikat. Kepulangan Kazuto ke Tokyo karena ingin melepaskan diri dari kenangan dengan gadis yang disukainya yang akan menikah dengan sahabatnya sendiri.
Hubungan yang akrab antar sesama penghuni apartemen menular kepada Kazuto yang awalnya tidak ingin terlalu direpotkan dengan kehidupan bertetangga. Tetapi dengan Keiko, pria tampan yang sewaktu tinggal di New York berprofesi sebagai fotografer profesional ini, merasakan kehidupan yang menyenangkan. Keiko sendiri merasa bahwa Kazuto adalah teman yang bisa diandalkan, walaupun Keiko sempat merasa kesal karena Kazuto mengira ia adalah Naomi, saudara kembar Keiko, seorang model terkenal dari Jepang yang bekerja di Inggris.
Setelah sebulan menjalin kebersamaan, ada perasaan baru di hati Kazuto. Kazuto berencana mengungkapkan perasaannya sepulangnya Keiko dari Kyoto, tempat tinggal orang tua Keiko. Namun sayang, Kazuto mengalami amnesia akibat dipukul sejumlah preman ketika pulang dari stasiun untuk mengantarkan Keiko. Kazuto pun lupa akan segala hal yang terjadi selama sebulan terakhir ketika ia tinggal di Tokyo. Ia bahkan tidak ingat kalau dirinya telah menetap di salah satu apartemen dan mempunyai tetangga-tetangga yang peduli terhadap dirinya. Suami istri Osawa, Sato Haruka, Sato Tomoyuki dan Keiko, sangat mencemaskan diri Kazuto, yang tidak pernah kembali ke apartemen, setelah ia mengantarkan Keiko ke stasiun kereta api.
Kazuto pun lupa akan perasaannya terhadap Keiko, apalagi setelah ia tahu bahwa Keiko telah bertemu dengan cinta pertamanya yang selama ini dicari oleh Keiko yaitu, Kitano Akira, yang telah menjadi seorang dokter dan merupakan teman sekelas Kazuto di masa SMP.
Dilain pihak, Keiko mulai menyadari perasaannya terhadap Kazuto. Namun, kedatangan Iwamoto Yuri, gadis yang dicintai Kazuto, membuat Keiko memendam perasaannya. Apalagi kedatangan Yuri ke Tokyo, tidak hanya sekedar urusan pekerjaan tetapi juga meminta Kazuto pulang ke New York, bersamanya karena Yuri mulai menyadari perasaannya kepada Kazuto.
Walaupun lupa tentang kenangannya bersama Keiko, Kazuto sekali lagi jatuh cinta kepada Keiko. Ia merasa ada yang berbeda ketika bersama Keiko.  Ketika Kazuto akan menyatakan perasaannya kepada Keiko, lagi-lagi Kazuto kembali diserang oleh preman-preman yang menyerangnya sebelumnya. Salah satu dari preman itu memukul kepala Kazuto dan akhirnya ingatan kazuto selama sebulan berada di Tokyo yang sempat terlupakan kembali lagi.

Kelebihan dan Kekurangan :
Di dalam novel ini, gaya bahasa Ilana Tan berbeda dari kebanyakan penulis muda kebanyakan. Gaya bahasa Winter in Tokyo ini mirip dengan novel terjemahan dengan ciri kata-kata baku, namun masih bisa dipahami dengan baik. Tidak terlalu rumit seperti novel terjemahan umumnya tetapi juga tidak terlalu sederhana seperti novel-novel remaja yang saat ini tengah berkembang.
Selain itu, ciri khas dalam novel berseri ini adalah tokoh utama mempunyai hubungan kekerabatan atau pertemanan dengan tokoh utama di novel sebelumnya namun ceritanya tidak saling terpaut.
Ciri khas lainnya yaitu, setiap tokoh utama pria dan wanita didalam novel ini mempunyai masa lalu yang menghubungkan mereka. Pada novel Autumn in Paris,  masa lalu tokoh utama bisa dibilang sangat rumit dan memberikan dampak yang cukup besar bagi jalan cerita yaitu, tokoh utama pria dan wanitanya ternyata memiliki hubungan  darah. Lain halnya dengan masa lalu Keiko dan Kazuto, masa lalu mereka sangat sederhana dan tidak terlalu berpengaruh pada jalan cerita yaitu, Kazuto-lah yang ternyata yang membantu mencarikan kalung Keiko, bukan Kitano Akira.
Kelebihan novel ini yang mungkin tidak ditemukan di novel lain yaitu, masing-masing tokoh diberi kesempatan untuk mengeluarkan pikirannya,  namun Ilana Tan tetap menggunakan sudut pandang pengarang sebagai orang ketiga.
Jika didalam novel Autumn in Paris, pada pertengahan cerita sudah bisa ditebak alur cerita selanjutnya, di Winter in Tokyo, Ilana Tan mampu membuat pembacanya untuk membaca tulisannya hingga akhir cerita yang tak terduga.
Jika dibandingkan dengan novel sebelumnya yaitu, Autumn in Paris, pada novel Winter in Tokyo, karakter-karakter tokoh lebih kuat terbentuk, Namun terdapat beberapa kekurangan dari segi pendeskripsian yaitu, gambaran fisik tokoh utama priannya, Kazuto, tidak terlalu jelas seperti, berapa tingginya, warna kulitnya, warna rambutnya, dan lain-lain tidak di deskripsikan Ilana Tan dengan baik. Berbeda dengan Autumn in Paris yang menjabarkan secara rinci tentang tokoh utama prianya. Dan juga dalam novel ini tidak dijelaskan berapa umur Kazuto sebenarnya. 
Sama seperti Autumn in Paris yang hanya sedikit menjelaskan tentang musim gugur, penuturan tentang musim dingin dalam novel ini juga tidak dijelaskan dengan baik, penulis lebih memfokuskan cerita ke perasaan tokoh-tokohnya. Namun, dalam masalah penggambaran kota, novel ini lebih baik dari novel sebelumnya.

No comments:

Powered by Blogger.